Sabtu, 07 Juli 2012

TAFSIR MIMPI ARTI SEBUAH MIMPI TIDUR MENURUT PANDANGAN ISLAM

Dalam sebuah hadits sahih riwayat Bukhari Muslim (muttafaq alaih) Nabi bersabda:

الرؤيا الصالحة من الله، والرؤيا السوء من الشيطان، فمن رأى رؤيا فكره منها شيئاً فلينفث عن يساره ثلاثاً، وليتعوذ بالله من الشيطان لا تضره، ولا يخبر بها أحداً، فإن رأى رؤيا حسنة فليبشر بها ولا يخبر إلا من يحب

Artinya: Mimpi yang baik itu dari Allah sedang mimpi buruk itu dari setan. Barangsiapa bermimpi buruk, kemudian meludah ke kiri (tanpa keluar air ludah) tiga kali dan mengucapkan ta'awwudz (yaitu, ucapan audzubillahi minasyaitanirrojim), maka syaitan tidak akan mengganggunya dan hendaknya tidak memberitahu siapapun. Dan barangsiapa yang bermimpi baik, maka bergembiralah dan jangan meberitahu kecuali pada orang yang kamu senangi.

Dari hadits di atas, ada dua hal yang bisa kita ambil pelajaran. Pertama, bahwa mimpi baik atau buruk itu dapat memengaruhi perasaan kita setelah bangun. Oleh karena itu, dianjurkan membaca doa sebelum tidur agar terhindar dari mimpi buruk yang hanya akan membuat kita merasa tidak bahagia.

Dalam hadits lain Nabi bersabda:

الرؤيا ثلاثة، من الرحمن ومن الشيطان وحديث نفس

Artinya, mimpi itu ada tiga: dari Allah, dari syaitan dan dari diri sendiri.

Umumnya mimpi memiliki kemungkinan berasal dari syaitan atau dari diri sendiri. Karena, hanya satu yang pasti benarnya yaitu apabila bermimpi bertemu Rasulullah, karena wajah Rasulullah tidak dapat ditiru.

Namun demikian, mimpi bertemu Rasulullah tidak menjamin itu betul-betul Nabi. Walaupun syaitan tidak dapat meniru wajah Nabi, tetapi syaitan dapat saja mengaku-ngaku sebagai Nabi. Toh, tidak ada seorangpun dari kita yang mengetahui wajah Nabi Muhammad itu seperti apa. Oleh karena itu, yang paling aman adalah tidak usah menanggapi mimpi. Mimpi apapun itu lebih besar kemungkinan berasal dari setan atau sekedar ilusi pribadi.

Kedua, bahwa mimpi itu tidak berhubungan dengan masa depan kita. Mimpi tidak dapat dijadikan pertanda yang memengaruhi masa depan. Begitu juga, mimpi tidak dapat dijadikan dalil syariah atau duniawi untuk melakukan atau meninggalkan sesuatu. Karena Islam sudah meletakkan dasar aturan yang jelas dalam Quran dan Hadits tentang kewajiban dan larangan dan itu bersifat final.

Oleh karena itu, lupakan mimpi anda. Dan teruslah melangkah menyongsong masa depan dengan kerja keras, visi yang jelas dan ketaatan total pada Allah dan Rasul-Nya.

Pertama, Ru’ya Shaadiqah (mimpi yang benar), yaitu mimpinya orang-orang yang shalih dan ahli taqwa. Mimpi seperti ini adalah mimpi yang memang sebenarnya, dan menjadi kenyataan serta berasal dari Allah, seperti mimpi Nabi Ya’qub mengenai makna mimpi anaknya Nabi Yusuf yang melihat sebelas buah bintang yang sujud terhadap- nya; mimpi Nabi Ibrahim mengenai perintah Allah untuk menyembelih anaknya, Ismail; mimpi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai akan dibukanya (ditaklukkannya) kerajaan Persia dan Romawi, dan lain-lain.

Bila seseorang mengalami hal yang baik-baik maka hendaknya ia hanya menceritakannya kepada orang yang dia sukai, seperti orang yang ia percayai keagamaannya dan ketakwaannya. (Alias tidak semborono menceritakan kepada siapa saja).

Kedua, Adlghaatsu Ahlaam (bunga-bunga mimpi), yaitu mimpi yang datang dari syaithan untuk membuat manusia bersedih karenanya. Mimpi ini adalah mimpi buruk sehingga tidak perlu ditanggapi karena ia berasal dari syaithan. Karena itu, di dalam hadits; bagi orang yang mengalami mimpi buruk seperti itu, hendaknya merubah posisi tidurnya dari posisi semula, ke posisi sebaliknya sembari meludah kecil ke sebelah kirinya 3 kali, dengan membaca A’uudzu billahi Minasy Syaithaanir Rajiim serta tidak menceritakannya kepada siapa pun. Dalam hal ini, di khawatirkan bila dia bercerita kepada orang yang kurang wara’ dan bukan orang yang mengerti agama, lantas di dalam menakwilkannya, dia mengira-ngira saja bahwa akan terjadi dengan si orang yang mimpi itu begini dan begitu (dengan hal yang buruk-buruk, sekalipun secara bergurau), ternyata pas kebetulan takdir Allah seperti itu, sehingga terjadi hal yang tidak diinginkan terhadap orang yang bermimpi itu. Kejadian seperti ini pernah terjadi terhadap seorang wanita yang bertanya kepada ‘Aisyah. Kalau pun ingin menceritakannya; maka hendaknya ia menceritakan kepada orang yang wara’, shalih dan paham agama; sebab bila menceritakan kepada orang-orang seperti ini, sekali pun dalam firasat mereka akan terjadi hal yang buruk terhadap si orang yang bermimpi, mereka pasti mengarahkannya dengan baik…

Ketiga, Hadiitsun Nafs (kisah diri) yaitu bawaan kondisi psikologis/ kejiwaan seseorang seperti orang yang dikejar-kejar oleh polisi, lantas ketika tidur seolah polisi itu terus mengejar- nya, dan lain-lain. Dalam hal ini, ada ulama yang memasukkan klasifikasi ketiga ini ke dalam klasifikasi kedua dengan menjadikannya hanya dua klasifikasi saja , selain klasifikasi ketiga.

Selama seseorang menjaga dirinya dari hal-hal yang dilarang Allah, mempergiat pendekatan diri kepada-Nya dengan cara yang benar sesuai dengan al-Qur’an dan as-Sunnah, beraqidah yang lurus dan tidak disusupi oleh unsure riya’ apalagi syirik; maka tentu akan ada kelebihan pada dirinya, terutama mimpi yang dialaminya, insya Allah, akan menjadi RU’YA SHAADIQAH tersebut. Wallahu a’lam.

Di antara hal yang perlu selalu dijaga dan diperhatikan (sebagai masukan) adalah:

a. Mengkondisikan jiwa anda agar dekat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala; banyak berdzikir, khususnya zikir pagi dan sore, membaca al-Qur’an, mentadabburi- nya atau mendengarkan tilawah al-Qur’an dan banyak belajar ilmu agama, khususnya ‘aqidah.

b. Selalu menjaga dzikir sebelum tidur yang diajarkan oleh Rasulullah, dan usahakan sebelum tidur harus dalam kondisi suci (berwudlu’);

c. Ketika menuju pembaringan dalam kondisi masih duduk, gabungkan kedua telapak tangan anda, lalu meniup kecil ke dalamnya setelah setiap membaca surat al-Ikhlash (Qul huwallahu ahad),al-Falaq dan an-Naas sebanyak tiga kali dengan menyapu keduanya ke seluruh anggota tubuh sebisanya. (HR.Bukhary dan Muslim).

d. Membaca ayat Kursy.

e. Dua ayat terakhir surat al-Baqarah (Lillaahi Maa Fissamaawaati…)

f. Lalu merebahkan badan dengan posisi bertumpu pada siku tangan kanan yang memegang pipi kanan sembari membaca doa: Allahumma Qini ‘Adzaabaka Yawma Tab’atsu ‘Ibaadak (3X) Allaahumma Inni Aslamtu Nafsi ilaika, wa wajjahtu wajhi ilaika, wa fawwadhtu amri ilaika, wa alja`tu zhahri ilaika, raghbatan wa rahbatan ilaika, laa malja`a wala manjaa illa ilaika, aamantu bi kitaabikalladzi anzalta, wa bi nabiyyikalladzi arsalta

Lalu membaca doa: Bismikallahumma Rabbi Wa Dha’tu Janbi Wa Bika Arfa’uh Fa In Amsakta Nafsi Farhamha Wa In Arsaltaha FahfazhHa Bi Maa Tahfazhu Bihi ‘Ibaadakash Shalihiin

Kemudian membaca doa tidur: Bismikallahumma Amuutu Wa Ahya
Ketika bangunnya, baca: Alhamdulillaahilladzi Ahyaana Ba’da maa Amaatana Wa Ilaihin Nusyuur

Sebelumnya juga, perlu mengkondisikan rumah agar terhindar dari gambar-gambar bernyawa, karena rumah yang di dalamnya terdapat gambar makhluk yang bernyawa tidak akan dimasuki oleh para malaikat rahmat (sebagaimana disebutkan di dalam hadits shahih), membuang semua hal yang terkait dengan syirik bila anda mempu- nyai jimat-jimat atau hal-hal berbau syirik lainnya. Mengosongkan rumah dari lagu-lagu dan musik-musik; rumah atau tempat anda harus terbebas dari penyim- pangan agama seperti ada yang biasa memakai cincin emas. Tidak menghadirkan orang-orang yang biasanya mengobati dengan menggunakan jin atau ‘orang pintar/ paranormal’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar